Tanggal Sepuluh ini, ternyata adalah “Hari Ulang Tahun Bebatuan”. Tradisinya, di tanggal ini dilarang menggunakan perkakas yang terbuat dari batu. Bahkan, orang-orang hendaknya melakukan ritual sembahyang terhadap bebatuan.
Tikus, juga sangat dihargai di tanggal ini! Masyarakat di beberapa tempat akan menyalakan lampu, membakar hio serta kertas di atap, tembok atau dekat tempayan air untuk memberikan penghormatan kepada tikus-tikus yang tengah menikah. Sementara di daerah lainnya, pada malam hari orang-orang dilarang menyalakan lampu serta bicara, supaya tidak mengganggu tikus-tikus menikah. Mengganggu tikus, maka selama setahun akan selalu kena bencana. Bahkan, ada tempat lain juga dimana penduduknya membuat sereal dan menaruhnya di lubang-lubang kecil di tembok, agar tikus-tikus memakannya.
Di China zaman dahulu, jika ada bayi laki-laki lahir di suatu desa, maka dintanggal sepuluh ini pihak keluarga si bayi akan pergi ke kuil menggantung lampion. Anggota keluarga yang lebih senior (seperti ayah/paman/kakek) bahkan akan sengaja menuliskan nama si bayi di lampion. Biasanya yang menuliskan adalah anggota keluarga yang bertugas mencatat nama-nama anggota keluarga di buku silsilah keluarga, karena penulisan nama di lampion ini termasuk hal yang sangat penting.
Teman-teman dan para tetangga akan datang memberi hadiah atau angpao. Dan semua orang akan bergembira ria bersama. Selain itu, di antara tanggal ini sampai tanggal enam belas, para wanita yang ingin segera mendapat keturunan, di malam hari akan datang ke kuil, lantas membawa lampion di sana dan memasangnya di rumah mereka, sambil berdoa segera cepat diberi anak. Di lain pihak yang menggantung lampion, di pagi harinya akan memasang lampion dengan jumlah lebih banyak, memang tujuannya agar diambil kembali.
Di Distrik Zhao (40 km dari Shijiazhuang, ibuota Propinsi Hebei) ada tradisi menarik yang dinamakan “Api Singa” “狮子火”. Sehabis makan malam, para penduduk akan membakar setumpukan rumput kering, serta barang-barang bekas yang sudah tak bisa terpakai seperti sapu bekas atau pengki bekas di depan pintu rumah masing-masing. Beberapa orang bisa juga menambahkan beberapa ranting pohon siprus, yang ketika terbakar akan menghasilkan bunyi semacam “prak prak”.
Di daerah Inner Mongolia lain lagi. Meskipun tradisinya sama-sama tetap menghormati tikus-tikus menikah, namun budayanya agak berbeda – mereka akan menyantap youmian 莜面 (mie yang dibuat dari gandum/oat). Ini dipercaya dalat membaik-baiki para tikus, agar sepanjang tahun diberikan kemakmuran rezeki.
Tanggal Sepuluh ini, bagi suku Manchu adalah Hari Tian Cang 天仓节 (hari memperingati Dewa Lumbung Padi). Di area timur Inner Mongolia, suku Han dan suku Manchu akan membuat mie dari beras, memasukkannya ke mangkuk-mangkuk kecil dan merebusnya, sementara di area barat, yang dibuat adalah mie dari gandum – youmian.